“Ngobrol dengan Bu Rektor”

“Kagama adalah salah satu driving power Universitas Gadjah Mada”. Kalimat tersebut diucapkan tegas oleh bu Dwikorita Karnawati, Rektor UGM, ketika menghadiri acara temu warga Kagama cabang khusus Belanda di Aula Nusantara, KBRI Den Haag tadi malam 4 February 2016. Acara yang diberi tajuk “Ngobrol dengan bu Rektor” ini berlangsung santai dan penuh kekeluargaan dan dihadiri oleh kurang lebih 35 orang alumni Universitas Gadjah Mada yang tinggal di Belanda. Berikut sekilat informasi jalannya acara yang asyikkk dan juga sangat mengenyangkan ini 😀 me love it!

Acara dimulai tepat pukul 19:30 setelah bu Rektor hadir di Aula Nusantara KBRI Den Haag ditemani mas Danang, Deputy Director di Directorate of Partnership, Alumni and Global Initiative UGM. Saya sendiri sudah sampai di KBRI Den Haag gasik sejak pk.16:30 karena sekalian mengurus perpanjangan paspor. Setelah urusan perpanjangan paspor selesai, sambil menunggu acara mulai saya ngrusuhi sahabat saya mas Azis Nurwahyudi di ruang kantornya, Minister Counsellor Pensosbud. Ndilalah ada juga mas Surahyo, rekan Kagama Belanda dari Groningen, yang juga menunggu acara di ruangannya mas Azis. Lumayan, ruangannya mas Azis juembarrr jadi bisa leyeh-leyeh, nge-tea anget, plus dapat icip2 roti Bagelen dan Nasi Bakar! Sedaaapppp.. 😀

collage-2016-02-05(1)

Gara-gara ngobrol dan nggosip dengan mas Azis dan mas Surahyo, 2 jam nunggu jadi tidak berasa. Setelah magriban, kami meluncur ke Aula Nusantara yang sudah di-set oleh staf KBRI Den Haag. Di Aula Nusantara, suasana sudah cukup ramai. Mas Usman dan mas Danang, diplomat yang jago nyanyi, saling bergantian nyanyi tiada henti mulai dari lagu2nya Kahitna, Boulevard-nya Dan Byrd, sampe lagunya Chikita Meidi.. wuelokk tenannn :D. Rekan2 Kagama pun mulai berdatangan, dari Utrecht, Groningen, Den Haag, Enschede, Hengelo, Delft, Amsterdam, Leiden dll. pak Pudjo Semedi, Dekan FIB UGM datang bersama rombongan Leiden karena memang berbeda agenda dengan bu Rektor. Pak Ibnu, Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar RI di Den Haag, datang bersama ibu, dan langsung berbaur dengan rekan2 Kagama lainnya untuk menunggu kedatangan bu Rektor. Kurang lebih pk. 19:30, bu Rektor datang bersama mas Danang dan Prof Bambang Hari Wibisono, atase Pendidikan dan Kebudayan KBRI Den Haag, dan acara-pun langsung dimulai dengan…. yes, makan malam! ini dia yang ditunggu-tunggu 😀 Menu, seperti biasalah, R.A.W.O.N. whaaaaaaa! langsung kalap! dan suasana meja makan langsung hening karena semua pada kusyuk menikmati holy rawon..

?????????????
Photo: Kusyuk merawon

Jam 20:00, seusai makan malam, pak Ibnu memberikan sambutan dan kemudian mempersilakan bu Rektor dan saya, yang kebetulan kedapuk jadi moderator dialog, untuk memulai acara. Bu Rektor mengawali obrolan dengan menceritakan agenda beliau di Italia dan Belanda dari tgl 2 – 5 Feb 2016. Di Italia, beliau diundang oleh QS untuk menyampaikan pandangan tentang “Engineering Emancipation: STEM Education and Female Advancement”. Selain menyampaikan pendapat terkait female leadership, di forum tersebut beliau juga menyampaikan kritiknya terhadap QS, sebagai lembaga perankingan universitas di seluruh dunia, untuk memasukkan parameter2 terkait values bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan misi UGM sebagai kampus kerakyatan untuk menjadi Menara Air, yang bermanfaat untuk seluruh masyarakat dan bukan menjadi menara gading, yang tampak megah tapi tidak merakyat. Di Belanda, agenda beliau cukup padat. Selain memang ingin bertemu dengan Kagama Belanda, ehemm jd Ge-Er 😀, beliau menjajagi kerjasama dengan High Tech Campus Eindhoven, dengan THNK School of Creative Leadership, Amsterdam, dan dengan KNAW, Dikti-nya Belanda.

bu rektor

Photo: Asyikkk, bisa mejeng dengan bu Rektor. Klo dah balik kampus belum tentu bisa kayak gini lagi 😀

Setelah menyampaikan agenda kegiatan selama di Italia dan Belanda, bu Rektor mempersilakan rekan2 Kagama Belanda untuk bertanya, urun usul, curhat, dll. minta sangu boleh gak bu? *ngarep.. Kesempatan ini pun langsung disamber kaya’ mikrolet oleh rekan2 Kagama NL. Berbagai usulan, pertanyaan, curhatan pun dijawab dengan sangat memuaskan oleh bu Rektor. Berikut rangkuman obrolan bu Rektor dengan Kagama NL.

  1. Rennie Ross, mantan pelajar Belanda yang pernah studi di UGM selama 1 tahun, menawarkan kerjasama dalam pengembangan e-learning bagi pelajar sekolah. Bu Rektor menanggapi bahwa UGM sudah memiliki sistem e-learning dan usulan Rennie untuk mengembangkan lebih luas sangat bagus dan akan ditindaklanjuti melalui berbagai skema pengabdian masyarakat yang selama ini dilakukan UGM.
  2. Fadhilla, Delft mengusulkan kepada UGM untuk memudahkan mahasiswa-nya mengambil kuliah lintas fakultas dan universitas sesuai pengembangan keilmuan dan minat, seperti halnya yang ada di sistem pendidikan di NL. Bu Rektor menanggapi bahwa saat ini kegiatan riset dan perkuliahan lintas bidang sudah berjalan di UGM. Berbagai peraturan rektor sudah dikeluarkan untuk mendukung perbaikan kurikulum, salah satunya untuk menyelenggarakan perkuliahan berbasis riset yang pelaksanaannya lintas disiplin ilmu.
  3. Pak Ibnu, KBRI menyampaian bahwa salah satu kunci keberhasilan negara adalah adanya kolaborasi antara Pemerintah-Industri-Akademisi (tripple helix). Saat ini kolaborasi pemerintah-industri sudah cukup baik, akademisi masih tertinggal. KBRI akan mengundang UGM untuk turut serta dalam ICT Roadshow 2016 pada bulan Maret, sebagai media konsinyasi dengan pelaku industri dan pemerintah. Bu Rektor menanggapi sangat positif usulan dan tawaran dari KBRI. Saat ini UGM memiliki berbagai peraturan rektor yang bertujuan untuk mengembangkan jiwa entrepreneur civitas UGM. Mahasiswa dan dosen diharapkan mampu menghasilkan karya penelitian yang bisa langsung bermanfaat untuk masyarakat (hilirisasi riset). Update terkini, beberapa start-up milik mahasiswa UGM mendapat berbagai penghargaan diantaranya di Silicon Valley, US dan di London.
  4. Ade. Den Haag mengusulkan UGM untuk berkarya di pulau-pulau terluar dan perbatasan negara karena mereka butuh banyak perhatian. Selain itu, UGM diharapkan mau menerima pelajar dari pulau2 terluar tersebut untuk dapat menjadi mahasiswa UGM melalui jalur khusus. Bu Rektor menanggapi sangat positif usul untuk mengembangkan pulau terluar dan daerah perbatasan. UGM secara rutin mengirimkan mahasiswa KKN di berbagai penjuru tanah air, terutama di Papua. Pelajar dari pulau terluar dan daerah perbatasan dapat diterima di UGM melalui jalur khusus, atau bisa dengan menjalin kerjasama dengan universitas lokal untuk peningkatan kapasitas masyarakat setempat.
  5. Shidiq. Groningen. Menanyakan mengenai rekruitmen dosen dan masalah linieritas bidang study. Bu Rektor menyampaikan bahwa saat ini UGM membutuhkan banyak sekali dosen baru yang akan diterima melalui skema SK rektor. Masalah terkait linieritas sudah terselesaikan dengan adanya peraturan dari Dikti terkait definisi linieritas.
  6. Reki. Delft. Mengusulkan perbaikan kurikulum perkuliahan di UGM supaya tidak terlalu banyak mata kuliah, karena kenyataannya banyak overlap antar matkul. Matkul perlu dikuatkan pada basic keilmuan sehingga mahasiswa mengambil sedikit Matkul tapi dipelajari secara mendalam. Bu Rektor setuju dengan usul tersebut dan saat ini sedang dilakukan penyesuaian kurikulum, yang disesuaikan dengan Rencana Induk Kampus UGM selama 25 tahun ke depan.

Haahhhhh, capekkkkk ngetik.

Akhirnya acara selesai dan ditutup pada pk.21:30. Seperti halnya acara KMF Kagama Belanda sebelum2nya, acara diakhiri dengan foto bersama. Tapiii, ada sedikit yang bikin cemas. Sebagai salah satu penduduk dari pelosok Belanda, saya cukup deg-deg’an bakal ketinggalan sepur terakhir untuk pulang ke Enschede. Seusai topoto, saya-pun langsung pamit..dan mengabaikan panggilan mas Azis untuk mbungkus R.A.W.O.N.. Saya berlari menuju halte dengan hati yang sedih dan tupperware yang tetep kosong. Maafkan aku istriku, takda rawon yang dibawa pulang..

IMG-20160205-WA0002

Fyi, KMF adalah kependekan dari Kumpul, Makan, Foto. Acara rutin Kagama Belanda yang isinya gak jauh2 dari kumpul-jagongan-guyonan sambil makan-minum dan diakhiri foto-foto. Yang tidak kalah heboh adalah paska-acara selesai, bungkus2! Yes, pasukan bungkus-bungkus selalu ada di tiap acara KMF, salah duanya yang ada di foto berikut.. ingat wajah mereka baik2.. 🙂

IMG-20160204-WA0014

——

Enschede, 5 February 2016

17:53 CET